Jumat, 30 September 2016

ALIRAN UANG (CASH FLOW) DAN PENYUSUNANNYA


Latar Belakang Masalah
      Cash Flow atau dalam bahasa indonesia yang bisa disebut dengan Aliran Kas ini termasuk kata-kata dalam bidang Akutansi yang tidak kami pelajari di jurusan kami, Mungkin bagi pembaca yang pernah mempelajari di Jurusan Akutansi atau yang pernah menjalani aktivitas sebagai Enterpreneurship/ Kewirausahaan pasti saja pernah mendengar kata-kata cash flow ini. Cash Flow ini bisa disebut juga dengan laporan keuangan/aliran kas sangat berguna bagi siapa saja yang ingin membuka usaha, agar proses keuangan dalam suatu usaha tersebut dapat terorganisir dan terkoordinir dengan baik, dan agar pimpinan suatu bidang tidak bisa dibohongi dengan pegawai-pegawainya, maka sangat penting dibuatnya Cash Flow.
       Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan/investasikan.
        Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Dengan mengetahui apa itu aliran uang, kita pasti bisa tahu kemana saja uang itu akan digunakan dan pasti menguak ketransparasian keuangan, tanpa adanya penggelapan dana atau keungan yang banyak marak terjadi yang hukumannya tertera dalam UU. Tidak main-main pasal yang diberikan juga menjatuhi hukuman yang cukup berat, namun belum bisa memberi efek jera pada pelakunya, yang seharusnya ditingkatkan lagi penghukamannya. Untuk itu kita membutuhkan ilmu ini guna pengetahuan kita atau untuk pengalam kita dalam mengelola uang.
         Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

PENGERTIAN CASH FLOW

        Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :

1.      Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
2.      Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3.      Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok :
1.      Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
2.      Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
3.      Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain :

a.       Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang  bersifat tunai.
b.      Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c.       Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya

Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:

ü   Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
ü   Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
ü   Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
ü   Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya..

METODE CASH FLOW

       Pengelolaan akuntansi keuangan dengan metoda cash flow (aliran kas) merupakan pendekatan pengelolaan keuangan yang praktikal dan sesuai untuk unit usaha kecil yang pola pengelolaan keuangannnya masih sederhana. Pengertian cash flow adalah aliran kas perusahaan yang secara riil diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan operasi, pendanaan, dan investasi. Aliran kas yang masuk ke perusahaan disebut dengan cash in flow, sedangkan aliran kas yang keluar dari perusahaan dinamai cash out flow.

ü   Operational Cash Flow (Aliran Kas Operasional)
Aliran Kas Operasional meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi. Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba perusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputi biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tak langsung); termasuk pembayaran hutang kepada pemasok bahan. Biaya operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biaya pemasaran, serta biaya pajak.

ü     Financial Cash Flow (Aliran Kas Pendanaan)
Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial Cash In Flow (FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber modal sendiri maupun dari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit bank. Sedangkan Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul karena adanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagian keuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan berupa biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima.
Metoda pencatatan Aliran Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Aliran Kas Operasional. Namun mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam perioda bulanan atau bahkan tahunan, bukan harian.

ü   Investment Cash Flow (Aliran Kas Investasi)
Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment Cash In Flow (ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan pada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat berharga, seperti penerimaan berupa dividen atas saham, bunga (kupon) atas obligasi, dan capital gain atas penjualan aktiva tetap dan penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out Flow (OCOF) meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi.
Metoda pencatatan Aliran Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Aliran Kas Operasional dan Aliran Kas Pendanaan. Mengingat bahwa transaksi investasi ini tidak dilakukan oleh perusahaan secara harian, maka perioda penca-tatannya adalah bulanan dan tahunan.
Setelah anda melakukan pencatatan aliran kas perusahaan secara bulanan kemudian catatan-catatan tersebut dikompilasi menjadi catatan aliran kas tahunan, berbentuk Cash Flow Statement perusahaan (sederhana). Masing-masing laporan aliran kas tersebut diklasi-fikasi sesuai dengan fungsinya menjadi Laporan Aliran Kas Operasional, Laporan Aliran Kas Pen-danaan, dan Laporan Aliran Kas Investasi. Laporan Aliran Kas sederhana semacam ini lebih tepat digunakan pada pencatatan keuangan usaha kecil.
Mengingat bahwa metoda ini, sesuai dengan namanya Metoda Cash Flow (arus kas tunai), maka metoda ini memiliki kelebihan dalam hal kejelasan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara yang terdapat di catatan dan keadaan nyatanya (jumlah uang tunai sesungguhnya). Namun demikian, metoda ini juga memiliki kelemahan.
Kelemahan metoda ini adalah hanyalah pada tidak tersedianya catatan mengenai transaksi hutang dan piutang. Pemecahannya adalah dengan menyediakan catatan khusus mengenai transaksi yang yang bersifat kredit, baik pembelian secara kredit maupun penjualan secara kredit. Catatan ini kita namakan Catatan Pembantu: Piutang dan Hutang .

Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
·         Cash In Flow
Pada bagian ini mengidentifikasikan sumber-sumber dana yang akan diterima, jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, pejualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat yaitu; kontinyu dan intermitan.
·         Cash Out Flow
Pada bagian ini berhubugan dengan mengidentifikasikan semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow mempunyai dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan.
·         Financing (pembiayaan)
Pada bagian ini menunjukkan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi defisit.

Pada laporan arus kas juga terdapat beberapa kegiatan (aktivitas) yang dibagi menjadi:
1.       Aktivitas operasi :
Seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan tercantum didalam laporan ikhtisar rugi laba.
Aliran kas masuk (Cash In Flow)

a.       Dari penjualan barang dan jasa
b.      Dari pendapatan bunga hutang dari pihak lain dan difiden (bunga saham) dari pihak lain

Aliran kas keluar (Cash Out Flow)
a.       Pembelian persediaan dari pemasok
b.      Pembayaran gaji/upah karyawan
c.       Pembayaran pajak
d.      Pembayaran bunga pinjaman
e.       Pembayaran lain-lain pengeluaran

2.      Aktivitas investasi :
Seluruh aktivitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan baik internal (dalam bentuk longterm assets) maupun eksternal (investasi di tempat lain)
Aliran kas masuk (Cash In Flow)

a.       Dari penjualan harta perusahaan seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan dan lainnya
b.      Dari penjualan jaminan hutang atau jaminan modal pihak lain
c.       Dari pengembalian pokok pinjaman (hutang) dari pihak lain

Aliran kas keluar (Cash Out Flow)

a.       Pembelian harta perusahaan seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan dan lainnya
b.      Pembelian jaminan hutang modal dari pihak lain
c.       Memberikan pinjaman atau hutang kepada pihak lain

3.      Aktivitas keuangan :
Seluruh aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan aspek keuangan perusahaan (sumber dana perusahaan) berupa hutang dan modal
Aliran kas masuk (Cash In Flow)

a.       Dari penjualan saham perusahaan
b.      Dari pendapatan penjualan obligasi dan surat berharga lainnya


Aliran kas keluar (Cash Out Flow)

a.       Pembayaran dividen kepada pemegang saham
b.      Pembayaran hutang jangka panjang

PENYUSUNAN ALIRAN CASH FLOW

Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas) suatu kegitan usaha ditentukan oleh aliran dana (cash flow) yang dapat dihasilkan kegiatan tersebut. Sedangkan profitabilitas suatu rencana investasi ditentukan oleh perkiraan aliran dananya. Aliran dana itu sendiri menyatakan jumlah serta saat diterimanya pemasukan tunai (cash income) dan jumlah serta saat dikeluarkaanya biaya tunai (cash cost) suatu rencana investasi atau suatu kegiatan usaha.
Aliran dana disusun dengan mempertimbangkan semua elemen pemasukan tunai (cash income) dan semua elemen biaya tunai (cast cost) pada setiap periode selama umur investasi tersebut. Biaya tunai yang dimaksud adalah meliputi semua transaksi baik berupa biaya yang dikeluarkan secara tunai maupun pengeluaran tunai dalam bentuk investasi (meningkatkan aktiva). Pengertian ini diperlukan untuk membedakaanya dengan biaya non-cash (book cost). Yang tidak mempengaruhi nilai tunai dan aktiva perusahaan.sedangkan pemasukan tunai adalah semua pendapatan yang dihasilkan dan dikumpulkan secara tunai atau pendapatan yang meningkatkan rekening tagihan (account receivable).
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu: Cash Flow disusun dengan basis tunai (Cash Basis).
Hal ini berbeda dengan penyusunan Laporan Keuangan yang umumnya menggunakan Accrual Basis. Pada Cash Basis:

ü  Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan.
ü  Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul.

Sedangkan pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.
Langkah-Langkah Penyusunan Aliran Cash Flow
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Contoh Soal:
WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income Statement per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih                                 :           Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan                       :           Rp.    800 (-)
Laba Kotor                                          :           Rp.    200
Biaya Operasional
–       Gaji/Bonus      : Rp. 50
–       Lain-lain          : Rp. 40
–       Depresiasi        : Rp. 20 (+)
Rp.    110 (-)
Laba Bersih Operasional                                Rp.      90
Pajak Penghasilan 30 %                                  Rp.      30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak                              Rp.      60

Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
Laba Bersih                 : Rp.   60
Depresiasi                    : Rp.   40 (+)
Cash flow                    : Rp  100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.



Transformasi Karakteristik Alternative Proyek Ke Dalam Dimensi Moneter
Proyek yang pernah saya kerjakan pada semester 4 adalah proyek tentang generator listrik sederhana,proyek ini merupan proyek penunjang untuk mata kuliah dasar elektronika,tentunya alam pembuatan proyek tersebut kami membutuhkan dana.
Pendanaan dalam proyek ini di gunakan untuk membeli alat dan bahan untuk membuat generator listrik sederhana tersebut, sekurang-kurangnya kami memerlukan dana sebesar : Rp. 35.000,00
Dengan rincian sebagai berikut :
Alat dan Bahan
1. Dinamo motor DC 5.9 Volt.           = Rp. 10.000,00
2. 1 buah lampu LED.                        = Rp. 2.000,00
3. Jumper.                                           = -
4. 2 buah cd r.                                     = Rp. 6.000,00
5. Tembaga                                         = -
6. 2 buah mur + 3 buah ring               = Rp. 2.500,00
7.  Kayu atau gypsum                         = -
8.  Kardus bekas                                 = -
9. Sterofom                                         = Rp. 7.000,00
10. solasi putih bening                        = Rp. 1.000,00
11. Lem korea                                     = Rp. 6.000,00
12. Karet                                             = -
13. Korek api                                      = Rp. 500,00
14. Solder                                           =
15. Gunting                                         = -
16. Pensil                                            = -
17. pulpen                                           = -
Sedangkan untuk alat dan bahan yang tidak kami sebutkan harganya itu berarti kami mendapatkan alat dan bahan tersebut secara gratis.
 Berikut adalah gambar proyek yang kami buat :




 





          =>





Secara ekonomis,Untuk pembuatan proyek generator listrik sederhana, kami tidak memakan biaya yang terlalu mahal karena ada beberapa bahan dan peralatan yang sudah ada artinya tidak perlu membeli seperti contoh kardus bekas,tutup botol,kayu,gunting pensil,dll.ya sesai namanya saja generator listrik sederhana, jadi kami tidak membutuhkan dana banyak karena kami lebih banyak memakai barang-barang bekas yang ada di sekitar kami.




DAFTAR PUSTAKA
http://alqinurfuadi.blogspot.co.id/2016/09/cash-flow.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar